SUMENEP, (News Indonesia) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mendesak pemerintah setempat untuk memantau langsung peredaran gas elpiji 3 kg yang dikeluhkan semakin langka.
Anggota fraksi partai Demokrat ini menuturkan, berdasarkan keluhan masyarakat, di beberapa daerah, elpiji yang semula seharga sekitar Rp16 ribu, naik mencapai Rp20 ribu hingga Rp25 ribu, bahkan keberadaannya langka.
“Informasi yang tersiar saat ini memang harga elpiji 3 kg tidak sesuai standart. Sehingga kami meminta agar pemerintah melakukan pemantauan,” kata anggota Komisi III DPRD Sumenep, K. Kurdi.
Pihaknya juga mendesak dinas terkait memastikan agen yang menyuplai gas ke pangkalan sesuai dengan kuota yang diminta.
Terkadang jumlah yang biasanya diminta tidak sesuai dengan yang dibutuhkan karena agen sudah menjual ke pengecer.
“Kami minta dinas terkait supaya memantau kelapangan soal harga dan kelangkaan gas elpiji 3 kg. Mengantisipasi apakah benar ada kenaikan atau jangan-jangan ada permainan di pengecer,” katanya, Jumat (29/6/2018).
Untuk diketahui kelangkaan gas elpiji semula terjadi pada H-3 lebaran, kala itu, masyarakat di sekitar Kecamatan Ganding dan Kecamatan Guluk-guluk dibuat resah lantaran harga elpiji 3kg naik mencapai Rp20 ribu sampai Rp25 ribu.
Namun hingga lebaran ketupat usai, harga elpiji masih dijual dengan Rp.20 ribu. “Kalau harga elpiji masih diatas HET, maka adukan ke kami,” tukasnya. (Mam/Indah)
Comment