Visit Sumenep 2019, Dewan Minta Pemkab Inventarisir Wisata Desa

SUMENEP, (News Indonesia) -- Banyaknya tambak udang yang diduga tidak mengantongi izin (ilegal) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mendapatkan sorotan Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat.

SUMENEP, (News Indonesia) – Event pariwisata yang dikemas dalam kegiatan spektakuler Visit Sumenep 2019, menjadi perhatian anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat.
Anggota komisi IV DPRD Sumenep Farid Afandi menyampaikan, item kegiatan yang ada pada visit itu harus mencerminkan budaya lokal di Kabupaten Ujung Timur Pulau Madura ini, sehingga memiliki ciri khas, tak hanya sekadar seremonial belaka.
“Agenda visit Sumenep harus bisa melestarikan dan meningkatkan budaya lokal, semisal ludruk dan kesenian lain yang nyaris punah, dan tidak digemari kalangan milenial. Item kegiatan visit yang akan digelar di 2019 ini harus bisa mencerminkan kebudayaan dan kesenian lokal,” jelasnya, Selasa (9/4/2019).
Menurutnya, untuk menjadi ikon pariwisata kota keris ini populis dan memiliki daya tarik pengunjung untuk datang ke Sumenep, harus diupayakan mempertahankan nilai nilai kebudayaan lokal.
“Kami tidak mau hanya sekadar formalitas dan menunjukkan sikap hura-hura yang secara manfaat tak begitu dirasakan bagi masyarakat di Sumenep ini, kita ingin ada budaya lokal yang ditonjolkan sehingga akan menjadi ciri khas Sumenep ini,” katanya kepada sejumlah media.
Selain itu, sambung dia, penataannya juga harus lebih baik dari tahun sebelumnya. Yang terpenting kegiatan itu harus mampu mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar.
“Kegiatan itu juga harus memberikan ekses nyata bagi bangkitnya perekonomian kelas menengah. Minimal warga di lokasi kegiatan. Bahkan, kami menginginkan bangkitnya ekonomi secara masif di bumi Sumekar. Dengan kegiatan itu, para wisatawan datang dan akan menghabiskan uangnya di sini (Sumenep,red),” tegasnya.
Farid menambahkan, agenda visit ini juga harus memiliki nilai bangkitnya wisata desa. Di mana sejumlah desa di Sumenep ini memiliki potensi destinasi wisata menarik yang belum mendapatkan perhatian.
“Wisata desa harus menjadi icon bagi visit ini. Maka, Pemkab dituntut untuk menginventarisir potensi masing-masing desa yang ada. Sehingga, saat pengunjung datang, maka banyak menu yang bisa tawarkan, semisal wisata Desa Pujon Kidul, Malang,” sambungnya.
Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah untuk intens melakukan komunikasi dengan desa untuk bisa memetakan wisata desa yang bisa digarap. Tentunya, wisata yang bisa menjadi magnet wisatawan datang ke kota wisata ini.
“Kami sangat menginginkan adanya desa wisata di Sumenep yang mampu menjadi wisata alternatif bagi pengunjung. Sebab, ini menjadi trend, dan membantu desa dalam upaya meningkatkan PADesnya melalui sektor wisata,” tukasnya.
Sebelumnya, saat Grand Opening Visit Sumenep, di Kawasan Pantai Salopeng Sumenep 10 Maret 2019 lalu, Bupati Sumenep, A. Busyro Karim menyampaikan, program visit merupakan ikhtiar membangun dan mengembangkan potensi wisata di ujung timur Pulau Madura, agar bisa memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat setempat.
Kabupaten Sumenep sendiri, lanjut Busyro, dikaruniai potensi sumber daya alam, tradisi, sejarah, dan budaya yang begitu luar biasa. Untuk itu harus juga dimanfaatkan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat, salah satunya melalui program Visit Sumenep 2019.
“Tahun ini, ada 40 event wisata di Sumenep, empat diantaranya berskala Internasional. Semoga, visit Sumenep 2019 ini akan lebih baik, baik dari sisi pelaksanaan, kunjungan wisatawan, inovasi event maupun pendukung lainnya,” terangnya.
Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Sumenep ini menegaskan, untuk meningkatkan kualitas event wisata, bukan kuantitasnya. “Saya harap ke depan event wisata di Sumenep jangan lagi mementingkan kuantitasnya, tetapi diutamakan event-event wisata “berkelas” dan bisa menyedot perhatian wisatawan sesuai dengan karakter dan potensi kabupaten Sumenep,” tandasnya. (Imam/Waid)

Comment