Usai Disuntik Vaksin ORI Difteri, Satu Dari Empat Siswa di Sumenep Alami Pembekakan Bibir

SUMENEP, (News Indonesia) – Usai disuntik vaksin Outbreak Response Immunization (ORI) difteri. Empat Siswa yang masih duduk di kelas I Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur mendadak sakit.

Mereka mengaku pusing, mual dan muntah-muntah seperti gejala keracunan makanan dan tubuhnya panas, bahkan ada yang diantara mereka mengalami pembekakan pada bibir, sehingga harus dilarikan puskesmas setempat. Bahkan salah satunya di rujik ke Rumah Sakit (RS) di Kabupaten Pamekasan.

“Sekarang tiga siswa sudah membaik, tinggal satu yang dirawat di rumah sakit Pamekasan,” kata Masrul, salah satu orang tua siswa. Senin (26/03/2018).

Masrul menceritakan, siswa yang dirujuk ke Pamekasan itu atas nama Ifania, sebelumnya mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Guluk-guluk selama empat hari. Saat ini kondisinya sangat parah, sebagian tubuhnya mengeluarkan cairan dan bibirnya membengkak.

“Setelah selama empat hari tidak ada perkembangan, pihak Puskesmas ini tiba-tiba merujuk ke Pamekasan. Kenapa tidak dirujuk ke Sumenep saja,” tuturnya.

Selain itu, pihak Puskesmas Guluk-guluk terkesan mengabaikan kewajiban-kewajiban. Semisal adanya surat pemberitahuan kepada pihak siswa dan sekolah.

“Oke lah kalau untuk surat pemberitahuan kepada pihak sekolah sudah ada, tapi untuk para siswa ini mana? Bahkan orang tua siswa tidak tahu kalau anaknya akan di vaksin,” tegasnya.

Baca Juga: Harga BBM di Sapeken Melambung Tinggi, Diduga APMS Main Mata Dengan Pengepul 

Anehnya lagi kata Masrul pihak Puskesmas terkesan tidak bertanggungjawab atas pweristiwa itu, karena siswa yang sempat dirawat masih ditarik biaya.

“Korban masih ditarik biaya Rp500 ribu. Ini kan aneh dan pihak Puskesmas terkesan masih mengambil keuntungan dibalik musibah ini,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala UPT Puskesmas Guluk-guluk dr. H. As’ad Zainudin membenarkan peristiwa itu. Saat ini katanya masih dalam pengawasan dokter anak di Pamekasan.

“Masih terkontrol, semoga tidak sampai di rujuk,” terangnya saat dihubungi media melalui sambungan teleponnya.

Sementara jenis penyakit yang dialami siswa hingga saat ini belum diketahui. Karena sebelum di lakukan imunisasi kondisi siswa dalam keadaan stabil.

“Saat diperiksa tidak ada yang sakit. Saat ini tim dari Jawa Timur dan Rumah Sakit masih mendalami (siswa), penyaktnya apa, efek apa. Karena ini ORI adalah program nasional. Mungkin ini satu-satunya peristiwa di Madura,” jelasnya.

Sementara untuk penarikan biaya saat dirawat di Puskesmas Guluk-guluk, As’ad juga membebarkan. “Tapi saat ini sudah dukembalikan. Kami sempat tegor perawat kemarin karena menarik biaya,” tegasnya. (Sya/Jie)

Comment