Sepeda Ontel Kona Kian Mendapat Perhatian Masyarakat Luas
SUMENEP, (News Indonesia) – Seiring perkembangan teknologi transportasi saat ini, sepeda ontel dipelosok negeri ini mulai ditinggalkan sebagai sarana transportasi.
H. Adam Salah Satu pecinta sepeda kuno Romben Rana Dungkek (KONA) menuturkan, sepeda ontel mulai ditinggalkan karena besi tua yang satu ini dianggap tidak lagi efektif digunakan dalam perjalanan jauh.
“Sepeda ontel adalah produk transportasi sejarah, jadi sudah seyogyanya kami cintai dan pelihara, karena seiring perkembangan teknologi transportasi, suatu saat bukan tidak mungkin akan hilang begitu saja,” tuturnya kepada media ini, Minggu (21/10/2018).
Menurutnya, terbentuk komunitas sepeda kuno tersebut karena kesatuan hobi bersama yang sangat menyukai barang-barang antik. “Disamping itu karena sepeda peninggalan tahun 1923 M buatan belanda ini sudah jarang ditemukan lagi diberbagai daerah,” imbuhnya.
Sementara menurut koordinator lapangan Hendri, komunitas pecinta sepeda ontel ini juga terbentuk kesadaran bersama sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan kesehatan.
“Kalau naik sepeda motor terus otot kita pasti lama kelamaan kejang dan kaku mas, lebih parahnya lagi sampai struck dan membuat mood jadi hilang. tapi dengan ngontel setiap hari kita bisa berolahraga juga, dan yang paling penting adalah sudah pasti ramah lingkungan, karena tidak menggunakan bahan bakar yang kian mahal,” kata Hendri.
Diketahui, komunitas sepeda ontel romben rana Dungkek (KONA) sudah keliling beberapa daerah dikabupaten Sumenep, hari ini bersama dengan komunitas pecinta sepeda ontel gapura (Kobra).
Pantauan newsindonesia.co.id di lokasi, sekitar 35 orang tengah menjejerkan sepeda ontel mereka sembari saling melihat satu sama lain dan berswafoto di pelabuhan Bintaro Desa Longos, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep. (Qid/Dewi)
Comment