Pemkab Sumenep Gelar Festival Kuliner Nusantara, Bangkitkan Ekonomi Masyarakat Kecil

SUMENEP, (News Indonesia) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar Festival Kuliner Nusantara (FKN), selama dua hari yakni tanggal 14-15 Juli 2018 di sepanjang Jl. Trunojoyo Sumenep.

Bupati Sumenep, A. Busyro Karim dalam sambutannya menyampaikan, tujuan acara spektakuler ini, agar kuliner yang ada di Sumenep terkenal tidak hanya di Jawa Timur, tetapi mampu ‘go’ nasional, sehingga juga mampu mendongkrak ekonomi masyarakat kecil, khususnya pedagang.

“Pemerintah daerah ingin berjuang agar usaha kecil dan menengah di Sumenep ini bangkit dan bersaing. Festival kuliner ini merupakan bagian untuk memperkuat pedagang di Sumenep. Kami berikan ruang untuk para pedagang terus maju dan berkreasi lewat kuliner,” saat membuka Festival Kuliner Nasional (FKN), Sabtu (14/7/2018).

Busyro menegaskan, sukses penyelenggaraan 10.000 soto campur yang mendapat penghargaan murni di tahun 2014 merupakan tolok ukur bahwa kuliner yang ada di kabupaten Sumenep layak di tingkatkan dan di perkenalkan kepada dunia.

Kuliner khas Keraton Sumenep dan Kabupaten Sumenep bermacam jenis mempunyai ciri khas tersendiri seperti, soto campur, kaldu kokot, soto sabreng (soto ketela pohong) yang merupakan hasil dari karya para leluhur masyarakat Sumenep sehingga sangat di mungkinkan untuk di perkenalkan.

“Hasil karya kuliner leluhur masyarakat Sumenep harus diperkenalkan bukan hanya kepada masyarakat provinsi Jawa Timur akan tetapi kepada masyarakat Nasional bahkan ke Internasional”, ungkap Bupati Busyro.

Usia kabupaten Sumenep yang sudah tua yaitu berumur 748 tahun mempunyai keistimewaan tersendiri dan sejak jaman kerajaan yang kepemerintahannya berada di pendopo yang di sampingnya berada lapangan dan Masjid jamik juga di sekitar masjid jamik berdiri pertokoan.

Ini menunjukkan bahwa pada jaman kerajaan dan pemerintahan saat itu menunjukkan beberapa hal terkait dengan kesehatan jasmani dengan berolah raga, kesehatan rohani dengan menjalankan perintahnya melaksanakan sholat di Masjid jamik, dan melakukan usaha dengan menjual masakan kuliner Khas Sumenep.

“Ini semua merupakan suatu bentuk perhatian kepemerintahan sejak jaman dulu di kabupaten Sumenep dengan pola kesehatan jasmani dan rohani dengan di dukung usaha kerakyatan untuk kesejahteraan,” ucapnya.

Bupati Sumenep melepas pawai Festival Kuliner Nusantara (14/07), memeriahkan Festival Kuliner Nusantara Tahun 2018 di Kabupaten Sumenep.

Bupati yang sudah menjabat 2 periode ini mengajak kepada semua masyarakat untuk berjuang diruang yang menjadi korban kapitalisme, dengan meningkatkan Koperasi, UMKM dan ekonomi masyarakat.

“Dengan meningkatkan koperasi, UMKM, dan ekonomi masyarakat merupakan tujuan di gelarnya Festival Kuliner Nusantara agar nantinya dengan pengenalan kuliner kepada dunia akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumenep”, imbuh Busyro.

Ketua penggerak PKK kabupaten Sumenep Nurfitriana Busyro Karim bersama Chef Miranka dan chef Adi menjadi tamu kehormatan dan memberikan bimbingan kepada masyarakat juga menjadi tim penilai dalam Festival Kuliner Nusantara di kabupaten Sumenep.

“Dengan festival kuliner Nasional di harapkan bisa menarik masyarakat luar hadir ke kabupaten Sumenep dengan melihat dan merasakan indahnya wisata yang ada di kabupaten sumenep, sekaligus merasakan nikmatnya kuliner khas Sumenep sehingga akan meningkatkan ekonomi masyarakat”, jelas Fitri.

Tampak hadir dalam acara Festival Kuliner Nusantara yang di selenggarakan oleh pemkab Sumenep, Kepala Biro Komonikasi Publik kementrian Pariwisata H. Guntur Sakti, S.Sos, M.Si, kepala Baperwil IV Pamekasan, Forkopimda kabupaten Sumenep, ketua DPRD kabupaten Sumenep, Sekda Kabupaten Sumenep, Ketua PKK kabupaten Sumenep dan Chef Miranka dan Adi.

Dalam festival kuliner Nusantara Bupati Sumenep Dr KH. A Busyro Karim, M.Si memberikan cindera mata kepada kepala Biro Komunikasi publik Kementrian Pariwisata H. Guntur Sakti berupa keris, yang merupakan bentuk bahwa Kabupaten Sumenep merupakan Pusatnya keris dan merupakan kota keris. (Imam/Indah)

Comment