SUMENEP, (News Indonesia) — Saat ini lahan pertanian di daerah perkotaan Sumenep sudah semakin menipis, meningkatnya perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) dan pembangunan kawasan permukiman menjadi alasan kuat sempitnya lahan.
Di tengah kondisi tersebut, Keluruhan Bangselok, Kecamatan Kota Sumenep, Madura, Jawa Timur, mencoba menghadirkan media tanam hidroponik sebagai alternatif minimnya lahan pertanian.
Ketua RT 001 RW 004, H. Rafik menuturkan, di Kelurahan Bangselok ini ada sekitar 10 kelompok budidaya hidroponik.
“Rerata mereka budidaya tanaman hidroponik jenis selada air, sawi daging dan bayam merah,” tuturnya kepada media ini, Senin (16/12/2019).
Tanaman hidroponik sendiri, lanjut H. Rafik, memiliki kandungan protein tinggi, di samping merupakan proses penghijauan khususnya di perkotaan.
“Coba dilihat daerah ini, sudah serba hijau dengan ragam tanaman mas, tanaman hidroponik kaya dengan protein dan tentunya bebas pestisida,” lanjutnya.
Sementara menurut salah satu pegiat budidaya hidroponik, Qonita Sri Rejekiyati menceritakan, awal mula terbentuknya kelompok budidaya tanaman hidroponik di Keluruhan Bangselok ini, diprakarsai oleh pihak Keluruhan dan Dinas PUPRKP dan Cipta Karya.
“Langkah pertama kami buat proposal, oleh dinas diambil sepuluh terbaik untuk dapat bantuan program hidroponik ini,” ujarnya.

Setelah dapat kepercayaan dari Dinas, pihaknya melanjutkan studi banding ke Yogyakarta guna menimba pengetahuan tentang budidaya tanaman hidroponik.
“Kami bimtek di Yogyakarta, sepulangnya dari sana, kita terapkan dengan pembuatan instalasi dan pembenihan, baru dapat kita lihat hasilnya,” tuturnya, sambil menunjukkan tanaman.
Masih kata Nita, sejauh ini, pihaknya baru memulai, sehingga untuk omset masih belum terpikirkan.
“Untuk omset belum kita pikirkan, fokus kami adalah bagaimana masyarakat di Keluruhan Bangselok ini juga melestarikan tanaman hidroponik, karena keterbatasan lahan, bukanlah alasan utama untuk turut andil dalam budidaya ini,” tegasnya.
Nita mengurai, proses budidaya tanaman hidroponik ini dimulai dari penyemaian selama empat belas hari, kemudian pindah tanam lima belas hari.
“Intinya dalam satu bulan sudah bisa panen, prosesnya dari awal kita harus punya media tanam, kemudian netpot, nutrisi ab mix, dan sheet, sedangkan di bagian instalasi ada 14 paralon, dan 12 titik tanam,” sebutnya.
Lebih lanjut istri Kepala RRI Bogor ini menyatakan, tanaman hidroponik adalah solusi tepat untuk masyarakat Kelurahan Bangselok di tengah sempitnya lahan.
“Hidroponik adalah solusi tepat, karena masyarakat yang hidup di kota lahannya sangat sempit, tidak hanya masyarakat yang hidup di desa yang bisa punya tanaman, kita juga bisa,” imbuhnya.
Terakhir, pihaknya berjanji akan semakin giat memprakarsai tanaman hidroponik kepada seluruh masyarakat di Kelurahan Bangselok ini.
“Kami memiliki inisiatif tinggi untuk mengembangkan tanaman hidroponik ini ke depan, bahkan akan memulai untuk menanam jenis lain, seperti buah-buahan,” pungkasnya.
Untuk diketahui, panen raya hidroponik di kota keris ini akan dilaksanakan, Rabu (18 Desember 2019), di kelurahan Bangselok, Kecamatan Kota Sumenep. [kid/jie]
Comment