SUMENEP, (News Indonesia) — Pelantikan 226 Kepala Desa hasil Pilkades serentak 2019 di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, digelar Senin (30/12/2019), di pendopo agung keraton Sumenep.
Pelantikan dimulai dengan pembacaan SK (Surat Keputusan) oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Moh. Ramli. Kemudian, dilakukan pengukuhan dengan pengambilan sumpah oleh Bupati Sumenep, Dr. KH. A. Busyro Karim, sekitar pukul 09.00 WIB.
Saat dilantik, diserahkan SK oleh Bupati secara bergantian. Usai menerima SK, tak lupa mendapatkan ucapan dari Wabup Sumenep, Achmad Fauzi, Sekdakab Edy Rasiyadi, Kapolres, Dandim 0827, Kejari, Ketua PN (Pengadilan Negeri). Sejumlah pimpinan OPD juga tampak hadir dalam kegiatan tersebut.
Selain kades terpilih, ratusan istri maupun suami dan tim rombongan kades juga tampak memadati lokasi pelantikan. Kegiatan berlangsung cukup khidmat dan penuh keguyuban. Bahkan, kegiatan itu berlangsung sangat semarak.
Bupati Sumenep Dr. KH. A. Busyro Karim dalam sambutannya mengucapkan selamat dan sukses atas dilantiknya kepala desa. Semoga dapat menjalankan tugas dengan baik.
“Jadikan jabatan sebagai amanah dan memberikan barokah bukan laknat kepada kepala desa,” terangnya, di hadapan ratusan kades terpilih.
Selain itu, orang nomor satu di lingkungan pemkab Sumenep ini mengungkapkan, pihaknya meminta dalam memimpin desa enam tahun ke depan, kades harus senantiasa menciptakan energi yang positif. Energi itu, kata Busyro dapat dibentuk melalui pola fikir yang positif.
“Jika kita berfikir negatif, maka pasti suatu saat negatif akan datang pada kita. Jika berfikir positif, maka pasti suatu saat akan kembali yang positif, memimpin itu butuh seni,” sebutnya.
Suami Nurfitriana ini juga mengungkapkan, kades terpilih juga harus mengakomudir kepentingan masyarakat. Sebab, tidak ada lagi warga yang pro dan kontra.
“Mendukung atau tidak mendukung semuanya harus satu. Jadi, semuanya adalah rakyat desa. Ini harus menjadi perhatian,” tuturnya.
Keberadaan masyarakat, menurut politisi senior PKB Sumenep, harus dijadikan energi untuk memajukan desa. Sehingga, saat ini yang lebih penting adalah memajukan desa secara bersama.
“Miliki visi dan orientasi yang jelas. Agar tujuannya bisa tercapai. Setiap tahun harus ada capaian yang dilakukan hingga di tahun ke enam,” kata dia.
Terakhir, Busyro juga mengatakan, kepala desa harus menghargai proses pengambilan keputusan yang sudah dimusyawarahkan. Kepala desa itu diminta agar tidak bersikap otoriter. Tidak membedakan, antara pendukung maupun lawan politiknya saat pilkades.
“Baik yang mendukung ataupun tidak, itu semua rakyat. Anda sudah dilantik. Sudah tau orang miskin, tidak didaftarkan bantuan. Karena tidak mendukung misalkan. Inilah ujian pemimpin,” tandas Busyro. [jie/faid]
Comment