SUMENEP, (News Indonesia) – Tahukah anda, aneka makanan yang disajikan untuk para pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Sumenep, mengandung beragam gizi yang diolah sesuai dengan kandungan gizi yang dibutuhkan oleh setiap pasien.
Bahkan, tidak hanya dibuat oleh koki profesional, ada campur tangan para ahli gizi yang rutin memeriksa kandungan gizi yang hendak disajikan untuk para pasien ini.
Proses panjang dari penyiapan bahan baku, hingga pengemasan sebelum dikonsumsi para pasien yang sedang dirawat inap, dipastikan Kepala Instalasi Gizi RSUD Moh Anwar Sumenep, Hairunnisyak, Amd. Gz, sudah melalui tahapan sesuai standar.
Tahapannya, ada perencanaan menu makanan dan penyediaan bahan bakunya, termasuk melihat jumlah pasien yang sedang dirawat inap.
“Itu kita hitung semua, kemudian dibuatkan daftar belanja sesuai desifikasi bahan makanan. Di sini ada ruang khusus mulai dari penerimaan bahan, penimbangan, pencucian. Setelah bersih kita masukkan dulu ke mesin penyimpanan dengan pengatur suhu,” tutur Kepala Instalasi Gizi RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, Hairunnisyak, Amd. Gz, seperti dilansir di kanal YouTube RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep. Minggu (14/3/2021).
Untuk menu setiap harinya, lanjut Nisyak, setelah selesai proses penimbangan, kemudian masuk ke persiapan sesuai menu yang hendak di masak di hari tersebut.
“Pemilihan sayur, bumbu, lauknya pun kita pertimbangkan betul,” imbuhnya.
Petugas pengolah makanan untuk pasien, benar-benar diperhatikan ke sterilannya, pintu masuk tim pengolah makanan pun ada pintu khusus, baju yang digunakan untuk memasak hingga pengemasan harus sesuai standar dengan APD lengkap.
“Dari pintu masuk petugas saja sudah khusus, wajib menggunakan APD lengkap, termasuk masker dan ditel dalam kebersihan. Sudah ada tugas masing-masing, mulai dari ketua tim hingga pelaksana,” tegasnya.
Bahkan, untuk pasien anemis pun di rumah sakit pelat merah ini disediakan secara khusus, ada petugas gizi. Termasuk untuk penyakit lain yang membutuhkan perhatian dan gizi khusus.
“Jadi untuk pasien anemis, sudah ada petugas gizi yang melakukan pengecekan ke setiap ruang pasien. JIka ditemukan penyakit penyerta misalnya, ada tambahan gizi khusus yang juga diberikan,” sebutnya.
Di Rumah sakit ini, ada 10 orang petugas ahli gizi, sementara tim yang bertugas untuk pengolahan makanan sendiri ada 8 orang.
“Kita ada 10 ahli gizi yang setiap saat melakukan pengecekan ke setiap pasien, termasuk makanan sebelum diberikan sudah dicek oleh tim ini terlebih dahulu,” paparnya.
Kualitas makanan di rumah sakit, lanjutnya, pasien maupun keluarga pasien hendaknya tidak perlu khawatir apalagi meragukan, karena disajikan sehigienis mungkin, dengan memperhatikan kandungan gizi yang dibutuhkan pasien. Termasuk tenaga ahli gizi yang ada sudah mempuni untuk mengolah makanan disesuaikan dengan menu diet penyakit masing-masing.
“Kebutuhan gizi setiap pasien kita sudah perhitungkan baik kalori, proteinnya, jadi tidak perlu khawatir lagi dengan menu makanan yang ada di rumah sakit. Jika rasanya hambar misalnya, ya memang disesuaikan dengan kebutuhan gizi pasien,” kata dia.
Termasuk, kata Nisyak, untuk alat makan menggunakan disposable (alat sekali pakai), dan pengemasannya pun sudah dijamin aman termasuk suhunya sudah disesuaikan.
“Ada anggapan di masyarakat, enggan menggunakan barang bekas orang lain, untuk itu sekarang sudah menggunakan disposable, kita jamin kebersihan dan keamanannya, pengemasannya pun sudah sesuai standar aman,” tandasnya. (*)
Comment