SUMENEP, (News Indonesia) — Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar Haul Akbar dan Ziarah Raja-raja, di kompleks Asta Tinggi, guna mengenang perjuangan para raja terdahulu.
Bupati Sumenep, A. Busyro Karim dalam sambutannya menyampaikan, tujuan Haul Akbar digelar, untuk menambah semangat meneruskan perjuangan membangun Sumenep.
“Ini sebagai sarana untuk mengingatkan kita akan jasa jasa para raja, kita hendaknya mengingat kebaikan para pendahulu kita. Ini harus dijadikan spirit (semangat) untuk para pemimpin dan masyarakat, meneruskan perjuangan,” tuturnya. Kamis (24/10/2019) malam.
Menurut orang nomor satu di lingkungan Pemkab Sumenep ini, di Sumenep terdapat 35 raja, selama para raja ini memimpun Sumenep, telah berjuang untuk membesarkan Sumenep, memakmurkan masyarakat, sesuai situasi dan kondisi di jamannya.
“Sumenep yang setiap tahunnya terus mengalami perkembangan dan kemajuan, semua ini, karena jasa para raja terdahulu, jasa 35 raja dan 15 bupati, semua pasti sepakat untuk berjuang memajukan Sumenep,” terangnya.
Dalam kesempatan ini, Bupati mencontohkan kepemimpinan masa raja Arya Wiraraja, digambarkan, merupakan sosok raja yang cerdas, pengatur strategi, hingga akhirnya ia menjadi bagian dari pengatur strategi Kerajaan Majapahit, hal itu menunjukkan betapa hebatnya para raja terdahulu.
“Kini Sumenep sudah berusia 750 tahun, ini dihitung dari diangkatnya Arya Wiraraja sebagai Adipati tanggal 31 Oktober, ini menunjukkan, jika Arya Wiraraja bukan orang kuat, maka sejatinya tidaklah mungkin ia bisa masuk ke Kerajaan Majapahit mengatur strategi dan semacamnya,” kenangnya.

Selain Arya Wiraraja, orang yang pernah berkuasa di ujung timur pulau Madura ini, seperti raja lain semisal Panembahan Sumolo, atau Raja Natakusuma I, ia dikenal sebagai raja yang memiliki jiwa seni yang tinggi dengan beragam karya luar biasa.
“Keraton Sumenep ini dibangun di zamannya raja Natakusuma I, atau Panembahan Sumolo. Jadi keraton, masjid jamik, arsitektur dan bangunannya yang terlihat indah hasil karyanya. Karena itu, beliau dikenal sebagai raja yang berjiwa seni tinggi,” sebutnya.
Termasuk pula, di masa kepemimpinan Panembahan Notokusumo II, yang dijuluki Sultan Abdur Rahman, dikenal dengan kecerdasan, wawasannya, termasuk pula kealimannya.
“Sultan Abdur Rahman atau Panembahan Notokusumo II, dikenal cerdas, pintar dan berwawasan tinggi, sampai mendapatkan gelar doktor dari Belanda. Jika bukan orang hebat tidak mungkin dapat gelar itu,” kata suami Nurfitriana ini.
Untuk itu, Bupati dua periode ini mengajak seluruh pihak untuk meneladani para pemimpin terdahulu, yang telah berkontribusi besar terhadap kemajuan bumi Sumekar.
“Jadi, marilah kita belajar dari para pemimpin yang telah lebih awal memimpin Sumenep,” tegasnya. [imam/faid]
Comment