Ambyar, 4 Warga Positif Corona di Sumenep Diragukan

SUMENEP, (News Indonesia) -- Empat (4) Petugas Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, dinyatakan positif terpapar virus corona. Hal itu dinyatakan oleh Bupati Sumenep, A. Busyro Karim pada saat menggelar jumpa pers di ruang Media Center Pencegahan dan Penanganan Covid-19 pada Jumat (24/4/) lalu.

SUMENEP, (News Indonesia) — Empat (4) Petugas Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, dinyatakan positif terpapar virus corona. Hal itu dinyatakan oleh Bupati Sumenep, A. Busyro Karim pada saat menggelar jumpa pers di ruang Media Center Pencegahan dan Penanganan Covid-19 pada Jumat (24/4/) lalu.

Mereka yang dinyatakan postif Covid-19, merupakan peserta pelatihan petugas haji di Asrama Haji Sukolilo Surabaya yang digelar pada 9-18 Maret 2020 lalu.

Saat ini, ke empat orang tersebut sudah dalam penanganan tenaga medis dan tengah menjalani isolasi mandiri di RSUDMA. “Tiga laki-laki dan satu perempuan. Unsur Kemenag dan tenaga medis,” ucap Bupati Busyro.

Namun di balik fakta itu, Pelatihan Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang diikuti oleh sembilan orang tersebut sebenarnya sudah terlaksana sebelum Indonesia dinyatakan darurat Covid-19. Bahkan, Surabaya pada saat itu masih belum dikategorikan zona merah.

“Masa inkubasinya itu kan 14 hari, sementara pelaksanaannya dari tanggal 9 selesainya pelatihan TKHI kan 18 Maret, kalau dihitung sampai kemarin itu kan sudah satu bulan lebih,” kata Kasi Haji dan Umroh Kemenag Sumenep, Muh. Rifa’i Hasyim, Selasa (28/4/2020).

Dengan demikian, kata Hasyim, pernyataan terhadap empat TKHI yang terpapar corona akibat ikut pelatihan haji terpadu di Surabaya sebenarnya hanyalah asumsi belaka.

“Artinya, apakah benar-benar itu dari sana apakah mungkin kena dari yang lain, ini sama-sama tidak tahu masih. Cuma karena kebetulan petugas haji, orang berasumsi dari klaster asrama haji, jadi semuanya berasumsi,” bebernya.

Lebih lanjut ia menjabarkan, apabila merujuk pada keterangan ahli, maka diperoleh keterangan bahwa masa inkubasi orang terkonfirmasi positif menderita virus corona adalah 14 hari. Sedangkan, empat dari sembilan TKHI tersebut baru dinyatakan positif pada 24 April 2020 lalu.

“Berarti masa 14 hari itu kan sudah berlipat lipat dilalui, kemudian virus ini pembawanya siapa, kan tidak ada yang tahu,” terangnya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga terkesan menyayangkan terhadap pemberitaan yang menyatakan Kemenag ceroboh dan tidak tahu. Padahal, empat TKHI yang dinyatakan positif tidak hanya dari unsur Kemenag saja melainkan dari petugas Kesehatan juga.

“Sehingga ketika ada pemberitaan seperti itu, berarti dia tidak membaca kegiatan tersebut dilaksanakan kapan, padahal waktu itu di Indonesia belum ada Covid-19, apalagi zona merah di Jawa Timur gak ada, sementara siapa yang membawa virus pertama ke pelatihan itu kan juga tidak diketahui, itu juga yang kami sayangkan,” sebutnya.

Disinggung soal instruksi atau perintah mengenai pelaksanaan pelatihan haji, Hasyim menjelaskan semua aturan dan perintah sejatinya memang lahir dari Kepala Kementerian Agama Wilayah (Kanwil) Jatim.

“Instruksi Pak Kakanwil sudah jelas, karena darurat Covid-19 maka instruksinya seluruh petugas harus di rapid test, dan sudah kita jalani. Cuma swab nya yang di Sumenep ini baru beberapa waktu lalu dilaksanakan,” bebernya.

Sebelumnya, Ketua Tim Satgas Covid-19 Sumenep, dr. Andri Dwi Wahyudi menyatakan, ihwal ke empat Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) dari unsur Kemenag dan Petugas Medis dinyatakan positif terpapar Corona karena terlibat kontak secara khusus dengan orang yang sudah terjangkit.

“Dalam artian, TKHI yang kemarin berangkat mengikuti pelatihan haji di Surabaya pada tanggal 8 s/d 19 Maret 2020 itu mereka pulang, ternyata dari laporan ada salah satu guru yang mengajar mereka terkonfirmasi positif Covid-19,” katanya saat dihubungi media ini melalui sambungan telepon. Minggu (26/4/2020).

Sebenarnya menurut dr. Andri, Tim Satgas Covid-19 Kota Keris sudah melakukan penjaringan secara khusus kepada 9 TKHI. Namun demikian, ternyata berdasarkan hasil tes swab, empat dari sembilan orang TKHI tersebut dinyatakan positif dengan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG).

“Iya mau gimana lagi, kita kan sudah berusaha menyaring dengan betul-betul antara yang sehat dan yang tidak sehat, kebetulan kita dapatnya malah dengan orang yang tidak sakit,” tandasnya. [kid/faid]

Comment