Gambar Bupati Jember Non Aktif Ditutup Paksa Gunakan Isolasi, Kolaborasi DPRD-Bawaslu

Foto: Paster Bupati Jember Non Aktif Faida, bersama Wabup Abdul Muqiet Arif, ditutup menggunakan isolasi hitam oleh Pansus Pilkada DPRD Jember dan Bawaslu.

JEMBER, (News Indonesia) — Gambar Bupati Jember (Non Aktif) Faida bersama Wabup Abdul Muqiet Arif ditutup isolasi hitam oleh Pansus Pilkada DPRD Jember dan Bawaslu setempat, Kamis (1/10/2020).

Langkah itu dilakukan, pasalnya Pemkab Jember tidak segera melakukan pencopotan gambar Faida. Karena diketahui pada Pilkada mendatang, petahana itu maju kembali sebagai calon kepala daerah yang berdampingan dengan Dwi Arya Nugraha Oktavianto (Vian).

Aksi penutupan dengan isolasi plakban hitam itu dilakukan di Puskesmas Kaliwates, yang berjarak beberapa ratus meter dari kantor Bawaslu Jember.

Aksi berikutnya dilanjutkan ke mobil ambulans yang usai mengantar pasien di RSD dr Soebandi Jember. “Kami harap ini bisa menjadi pemicu dinas-dinas terkait serta Plt Bupati Jember untuk menjalankan tanggung jawabnya. Mobil ambulan saja, jumlahnya ada banyak. Terdapat di setiap desa yang jumlahnya mencapai 248 desa di Jember,” ujar Ketua Bawaslu Jember Imam Thobrony Pusaka, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.

Menurut Thobrony, Bawaslu Jember sebenarnya sudah lama meminta dan berkoordinasi dengan Pemkab Jember terkait penutupan atau penurunan foto-foto bupati Faida. Tapi belum ada respon dari Pemkab Jember.

“Penurunan atau penutupan foto-foto Faida di seluruh aset negara, sudah diatur secara tegas dan jelas. Yakni pada Peraturan KPU (PKPU) No 4 Tahun 2014, pasal 70 ayat 4,” katanya.

Yang dijelaskan, bahwa kepala daerah yang maju lagi, atau petahana, dilarang memasang alat peraga kampanye yang menggunakan program pemerintah selama masa kampanye,” ujarnya.

Thobrony juga menambahkan, terkait foto-foto yang terpampang wajah Faida terdapat di berbagai aset Pemkab Jember. Diantaranya, ambulan desa, puskesmas, dan sebagainya.

“Itu masuk dalam kategori APK. Sebab, di dalamnya terdapat citra diri atau foto yang berpotensi merugikan kandidat lain,” ungkapnya

Sementara itu, menurut Anggota Pansus Pilkada Jember David Handoko Seto, aksi penutupan dengan isolasi plakban warna hitam bukan merusak aset negara.

“Kami bergerak di sini untuk membantu menindaklanjuti surat Bawaslu sebelumnya. Kita tidak berbicara soal Alat Peraga Kampanye (APK) kita juga tidak merusak, hanya menutupi dengan isolasi. Karena ini adalah aset negara yang seharusnya tidak boleh digunakan untuk kepentingan politis petahana,” ujar David.

Menurut legislator dari Nasdem ini, meski hanya dua mobil yang bisa ditutup, dirinya berharap gerakan hari ini bisa mendorong seluruh puskesmas dan instansi terkait untuk menutup foto petahana.

“Ini juga sebagai pengingat agar seluruh ASN tetap netral selama masa kampanye ini,” tegasnya.

David juga menambahkan, penutupan foto-foto Faida di seluruh aset negara, seharusnya sudah dilakukan sejak Faida resmi ditetapkan sebagai calon bupati Jember pada pekan lalu.

“Karena ini kan aset daerah, tanggung jawab Pemkab. Tapi tidak apa-apa kita bantu, karena ini sudah masuk masa kampanye yang 72 hari. Jadi Pemkab tidak perlu keluar uang untuk menutup,” ujar David menyindir. (*)

Comment