JEMBER, (News Indonesia) – Pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 di Kabupaten Jember belum dimulai, namun saat ini tensinya mulai memanas. Tindakan Bupati Jember Hendy Siswanto disebut menjadi pemicu meningkatnya suhu politik di Jember.
Suami Kasih Fajarini itu diduga kuat melakukan intervensi dengan memerintahkan para Camat untuk menekan kepala desa melarang kegiatan sarasehan anggota DPRD Jatim, Muhammad Fawait (Gus Fawait).
Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Jember, Kamiluddin menduga ada upaya dari bupati untuk menggagalkan kegiatan Gus Fawait yang digelar di kantor-kantor desa.
Seperti yang terjadi di Kecamatan Silo pada Jumat 22 Maret 2024. Camat Joni Pelita Kurniawansyah diduga menekan kepala desa Silo melarang penggunaan balai desa untuk acara sarasehan Gus Fawait.
Menurut Kamiluddin, pelarangan yang dilakukan Camat tersebut tidak didasari aturan yang jelas. Terlebih, kegiatan Gus Fawait adalah agenda resmi sebagai anggota DPRD Jatim dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat.
Baca Juga: Forum Nelayan Ambulu Minta Gerindra Berikan Rekom Gus Fawait Maju Pilbup Jember
Tindakan Camat tersebut kata Kamiluddin, menciderai prinsip demokrasi. “Anggota dewan menjalankan tugas kok dilarang,” sesal Kamiluddin.
Kendati belum menyatakan sikap, memang pasca Pemilu 2024 nama Gus Fawait menjadi sosok kuat penantang Hendy Siswanto di Pilkada Jember. Apalagi, jumlah suara yang didapatnya di Pileg adalah yang tertinggi di Jatim.
Namun demikian, lanjut Kamiluddin, terlalu dini untuk mengaitkan kegiatan sarasehan Gus Fawait dengan Pilkada mengingat belum ada penetapan calon dalam konteks Pilkada Jember.
Meskipun sempat mengalami hambatan, kegiatan Gus Fawait di Balai Desa Silo akhirnya tetap berlangsung dengan bantuan dari aparat kepolisian setempat.
Di tempat terpisah, Camat Silo Joni Pelita Kurniawansyah mengaku menginstruksikan Kades Silo agar menolak acara digelar di balai desa. Ia hanya tidak ingin fasilitas publik digunakan untuk kepentingan politik.
Camat Joni mendapat informasi bahwa acara tersebut terjadwal sebagai roadshow wes wayahe Gus Fawait Bupati Jember. Atas dasar itulah dia meminta agar lokasi acara untuk dipindahkan.
“Itu kental politik, makanya saya sarankan untuk dipindahkan,” ucapnya.
Joni khawatir jika fasilitas publik akan digunakan untuk acara yang bermuatan politik dan masuk kategori curi start kampanye untuk kepentingan Pilkada Jember 2024. (*)
Comment