BOGOR, (News Indonesia) — Wali Kota Bogor, Bima Arya menyebut hingga saat ini ada 34 keluarga di kotanya yang menjadi sumber penularan Covid-19. Parahnya, dari 34 keluarga ini, ada salah satu keluarga yang penularannya dinyatakan positif hingga 35 orang.
Hal ini menandakan, potensi penularan virus corona ini tidak hanya dari import case (luar kota). Namun, transmisi atau rumah tangga menjadi salah satu penyumbang penularan Covid-19 di Kota Bogor. Bahkan, kata Bima Arya penularan dari transmisi lokal ini mencapai 29 persen.
Untuk itu, gerakan 3 M (Mencuci Tangan, Memakai Masker, dan Menjaga Jarak) yang selama ini dikampanyekan disebut sudah tidak cukup untuk memutus mata rantai Covid-19 di Kota Hujan. Saat ini membutuhkan strategi khusus yang cenderung elastis untuk memutus mata rantai penularan virus ini.
“Jadi, strategi kita juga harus selalu beradaptasi dan berubah. Jika sebelumnya kita kampanyekan 3 M, sekarang tidak cukup karena awalnya penularan hanya dari import case (luar kota) sekarang peringkat pertama adalah transmisi lokal atau penularan di rumah tangga, kurang lebih sebesar 29 persen,” katanya saat Kampanye Masif AKB dan Implementasi Protokol Kesehatan dengan program Gebrak Masker se-Indonesia Bogor Bermasker di Mall Botani Square, Kota Bogor, Rabu (19/08).
Tingginya penularan dari transmisi lokal, kata Bima, tidak bisa dianggap enteng. Dia juga mengatakan, penularan Covid-19 di Kota Bogor menjadi ironi tersendiri. Pasalnya, di saat angka penularan Covid-19 naik, kedisiplinan warga justru menurun.
Untuk itu, gerakan Bogor Bermasker yang dilaunching itu diharapkan mampu memberikan kesadaran pada masyarakat pentingnya mematuhi protokol kesehatan. “Melalui kampanye ini kita gedor, kita gebrak dan kita gencarkan dan kita buat warga sadar bahwa situasinya masih perang dan gawat,” tegasn
Angka kasus positif Covid-19 juga bisa semakin tinggi. Mengingat, Dinas Kesehatan Bogor melakukan swab test secara masif. Saat ini, swab test sudah dilakukan terhadap 10 orang lebih. Bahkan, sesuai target swab test ini akan dilakukan terhadap sekitar 11 ribu orang.
Selain itu, ia berharap semua pihak turun tangan memberikan edukasi kepada masyarakat. Ia tidak menginginkan, Kota Bogor bertengger di posisi zona merah Covid-19. Dengan gerakan sadar bersama, kata dia bisa menuntaskan Covid-19 di Kota Bogor.
“Mari kita rapatkan barisan, semua turun, OPD berbagi tugas disesuaikan dengan porsi masing-masing, edukasi secara informal dan ada yang porsinya represif,” tandasnya. (*)
Comment