ACEH TIMUR, (News Indonesia) – Dalam beberapa bulan terakhir, PT Medco E&P Malaka selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Wilayah Kerja ekplorasi Blok A Kabupaten Aceh Timur kerap menjadi sasaran demo warga lingkar operasi.
Eskalasi demo warga lingkar tambang, menunjukkan buruknya tata kelola lingkungan dan tanggung jawab perusahaan dalam penanganan berbagai persoalaan oleh pihak management PT Medco E&P Malaka dan Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA).
Menurut catatan media ini, aksi demo warga lingkar tambang yang terjadi pada hari Selasa (4/11) kemarin di pintu masuk PT Medco E&P Malaka Desa Julok Tunong bagian rentetan aksi tuntutan warga sebelumnya penghadangan di jalan ROW oleh warga Desa Ladang Baro pada medio bulan agustus, selanjut aksi tanggal 16 september digedung DPRK, dan Kantor Camat Indra Makmue yang digelar puluhan massa pada 23 september 2025
Dalam demo yang digelar ratusan massa kemarin yang didominasi kaum perempuan pada Pintu masuk jalan PT Medco E&P, masih pada tuntutan yang sama, baik dalam pengelolaan dana CSR, tata kelola lingkungan, tenaga kerja lokal dan pemberian uang tali asih secara adil.
Meskipun gencarnya eskalasi protes dari warga lingkar tambang atas ketidak adilan dan perlakuan diskriminasi, bahkan tuntutan dan permintaan Bupati Aceh Timur Iskandar Usman Al-Farlaky di awal Pemerintahan yang secara tegas menyampaikan beberapa tuntutan dihadapan managemen PT Medco dan BPMA, akan tetapi terkesan tuntutan tersebut dianggap angin lalu, buktinya tidak pernah digubris oleh PT Medco E&P Medco, hanya melontarkan janji akan menyampaikan ke managemen kantor Pusat di Jakarta, namun nihil realisasi.
Mahyuddin korlap aksi saat dimintai tanggapannya menyampaikan, ancam akan menggelar aksi lanjutan, bila tuntutan mereka tidak digubris.
“warga lingkar tambang akan terus menggelar dan mengeskalasikan aksi lanjutan, hingga ada keputusan yang berpihak pada kepentingan masyarakat lingkar tambang,” tegas Mahyuddin.
Mahyuddin juga menambahkan, apabila tidak ada upaya dari pihak Medco untuk memenuhi tuntutan warga, ancam.akan menutup.akses opersional PT Medco E&P Malaka.
“Kami dari Aliansi Masyarakat Cinta Aceh Timur akan menutup akses operasional PT. Medco E&P Malaka dan meminta kepada Pemerintah Aceh melaui BPMA agar tidak memperpanjang lagi Izin operasional/Kontrak Kerja Sama (PSC) PT. Medco E&P Malaka yang akan berakhir pada tahun 2031,” ancamnya.
Ketegangan sempat terjadi saat perwakilan perusahaan, Andre Hapsari yang merupakan Field Manager Relation & Security PT.Medco E&P Malaka datang menemui massa mengatakan tidak bisa memenuhi semua tuntutan warga, namun aparat kepolisian Polres Aceh Timur berhasil menenangkan massa aksi dan membubarkan diri secara tertib pukul 16.00 WIB.
Comment