ACEH TIMUR, (News Indonesia) – Pernyataan Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky saat berkunjung ke CPP Medco E&P Malaka di Blang Nisam dan Cluster Alue Siwah, menurutnya tidak ada dampak yang signifikan terhadap lingkungan atas aktivitas perawatan fasilitas produksi gas PT Medco E&P Malaka, sebuah pernyataan yang sangat menggelitik.
“Kami sudah menurunkan tim dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten (DLHK) Aceh Timur dan berkoordinasi dengan PT Medco dan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA). Kami mendapatkan laporan masih diambang batas normal, tidak ada persoalan yang signifikan,” kata Al-Farlaky, Senin (18/08).
Anehnya, pernyataan yang dilontarkan tersebut hanya sebatas wawancara dengan petugas lapangan PT Medco E&P Malaka dan laporan Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) Aceh Timur yang menyebutkan tidak ada gas H2S yang menyebabkaan masyarakat terpapar gas beracun, padahal yang disampaikan DLHK hanya berdasarkan keterangan Kepala desa saat turun ke desa Panton Rayeuk T Kecamatan Banda Alam.
“Itu yang kami sampaikan berdasarkan kutipan keterangan keuchik dan ketua pemuda desa setempat saat kami turun lapangan,” Jelas Jamaluddin Kepala Bidang Pengendalian dan Kerusakan Lingkungan Hidup.
Seharusnya, sebelum memberikan pernyataan resmi, Bupati Aceh Timur bukan hanya mendengar petugaa lapangan Medco dan bawahannya petugas DLHK, akan tetapi harus mendengar juga masyarakat yang terkena dampak, khususnya warga Desa Panton Rayeuk T dan warga lain dan warga yang tinggal dilingkar operasi produksi, termasuk komunitas yang selama ini getol melakukan advokasi masyarakat seperti komunitas perempuan peduli lingkungan (KoPel), Komnas HAM, DLH provinsi Aceh serta Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) yang memberikan laporan resmi adanya warga yang terpapar dan trauma dari aktivitas perawatan fasilitas produksi Medco.
“Jangan tunggu korban bertambah baru bergerak. Kita tidak ingin peristiwa 24 September 2023, ketika 34 warga dirawat akibat kebocoran gas H₂S, terulang kembali,” ujarnya Direktur Eksekutif Walhi Aceh Ahmad Shalihin dalam siaran pers, Senin (11/8/2025).
Publikpun bertanya, terhadap perubahan sikap Bupati Aceh Timur uang begitu cepat, padahal selama ini ia menunjukkan keberpihakan kepada masyarakat dengan slogan “Aceh Timur Garang” Namun secara tiba tiba melempem.
Seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Banda Alam yang minta namanya dirahasiakan mengkritisi sikap lunak Iskandar Usman Al-Farlaky yang dinilai tak peduli terhadap nasib rakyat, ada apa dibalik perubahan sikap secara cepat.
Menurutnya, penyataan Bupati Aceh Timur menjadi sebuah justifikasi, bahwa apa yang dikeluhkan dan takuti oleh warga selama ini terhadap ancaman paparan gas beracun hanya sebatas hoaks atau tidak sesuai fakta.
“Tak bisa dipegang juga kata katanya, sekedar pengakuan petugas yang bekerja di Medco, abaikan keluhan warga,” tandasnya.
Comment