Relawan Ra Mamak Pilih ‘Abstain’ di Pilbup Sumenep 2020

Foto: Relawan dan Loyalis Ra Mamak, saat menggelar konferensi pers pernyataan sikap atas situasi politik terkini di Kabupaten Sumenep.

Foto: Relawan dan Loyalis Ra Mamak, saat menggelar konferensi pers pernyataan sikap atas situasi politik terkini di Kabupaten Sumenep.

SUMENEP, (News Indonesia) — Sejumlah relawan dan loyalis Ra Mamak yang berjuang sejak awal menghimpun dukungan masyarakat akar rumput untuk menghantarkan KH. Muhammad Shalahuddin Warist sebagai calon Bupati Sumenep, kini menyatakan abstain dalam konstalasi politik 9 Desember 2020 mendatang.

Langkah itu, diambil sekitar 12 orang yang berkumpul di salah satu rumah makan yang berlokasi di Jalan Trunojoyo, Gedungan Sumenep, mereka menilai pergerakan politik dua kandidat pilkada Sumenep 2020 yang telah ditetapkan KPU beberapa waktu lalu belum satupun yang mungkin dan dapat menjadi sandaran serta representasi dari sebuah cita-cita besar tentang Sumenep yang Berdaya dan Berbudaya.

Pun setelah mencermati situasi politik pilkada yang terus berkembang dan semakin mengalami peningkatan suhu yang cukup signifikan, pihaknya menangkap suatu indikasi adanya mistifikasi dan manipulative mobility.

“Formula ini bagi kami, terlalu masuk ke dalam ruang privat individu masyarakat, yaitu untuk mengolah emosi yang paling sensitif dan hendak menempelkan kepentingan politik kekuasaan ke dalam nalar religius masyarakat. Dan tentu saja hal ini cukup mencederai dunia politik dan demokrasi kita yang seharusnya rasional-transendental,” terang Ketua Relawan Ra Mamak, KH. Fathul Bari. Selasa (29/9/2020).

Bahkan, relawan dan loyalis Ra Mamak yang juga menjadi bagian dari masyarakat Sumenep, mengklaim turut menjadi korban upaya-upaya penggiringan opini, provokasi, intrik bahkan intimidasi.

“Sebagai bagian dari masyarakat Sumenep, kami juga tidak terlepas dari upaya-upaya penggiringan opini bahkan intimidasi dari banyak kepentingan politik pragmatis kelompok tertentu agar tunduk dan patuh kepada mereka,” sebutnya.

Jika ada sejumlah orang yang memilih merapat ke salah satu calon, lanjut KH. Fathul Bari, mereka tidak lagi sebagai bagian dari relawan dan loyalis Ra Mamak.

“Kita akui memang ada sebagian relawan yang menjadi bagian dari paslon, baik nomor urut 1 maupun 2, karena relawan Ra Mamak ini lahir dari beragam latar belakang, tapi mereka sudah atas nama individu, tidak lagi menjadi bagian dari gerakan relawan,” tegasnya.

“Kami (relawan Ra Mamak) memilih fakum, karena realitas politik hari ini, Ra Mamak tidak bisa menjadi bagian dari kandidat dalam pilkada,” imbuhnya menegaskan.

Berikut isi pernyataan sikap Relawan dan Loyalis Ra Mamak atas situasi politik terkini di Kabupaten Sumenep:

1. Kami tidak akan melibatkan diri secara aktif dalam proses politik pilkada Sumenep 2020.

2. Akan tetap menggunakan hak konstitusional kami untuk memilih calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Sumenep 2020, yang pilihannya akan kami tetapkan kemudian berdasarkan musyawarah mufakat.

3. Kami akan lebih konsentrasi membantu gerakan politik sosial kemanusiaan yang dilakukan oleh Sataretanan Longtolongan.

4. Kami mengimbau kepada masyarakat Sumenep agar tetap tenang dan rukun dalam menyongsong politik electoral Sumenep 2020 ini. Dan kami mengajak agar kita semua menjalani pilkada ini secara cerdas dan santun. (*)

Comment