Tolak Pemakaman Protokol Covid-19, Warga Jember Uruk Makam yang Baru Digali

Foto: Sejumlah warga Dusun Gumukbago, Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Jember, saat menguruk kembali tanah yang hendak digunakan untuk pemakaman sesuai protokol kesehatan Covid-19.

JEMBER, (News Indonesia) — Warga Dusun Gumukbago, Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Jember, menolak pemakaman dengan menggunakan protokol kesehatan Covid-19. Makam yang sebelumnya digali untuk prosesi pemakaman, kembali diurug oleh warga.

Aksi protes itu dilakukan, karena warga menginginkan pemakaman dilakukan dengan syariah Islam dan bukannya dimasukkan dalam peti.

Saat ini, proses mediasi masih dilakukan muspika setempat, dan pihak kepolisian serta TNI berusaha menenangkan warga agar prosesi pemakaman dapat segera diselesaikan.

“Warga itu ada yang pro dan kontra. Warga yang pro menerima pilihan keluarga jika pemakaman dilakukan dengan protokol kesehatan covid-19. Tapi warga yang kontra menginginkan agar pemakaman dilakukan secara umum sesuai syariah Islam tanpa menggunakan peti,” kata warga setempat Sutaman, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Selasa (29/9/2020) siang.

Karena warga yang kontra menginginkan pemakaman secara umum, sebagai bentuk protes lubang makam yang sebelumnya digali. Malah kembali diurug dan ditutup kembali dengan tanah.

“Ya karena yang kontra itu memprotes keputusan dari pihak keluarga, akhirnya makam diurug lagi dengan tanah,” katanya.

“Tapi semisal tidak menemukan lahan untuk pemakaman, disebelah pemakaman umum ini ada lahan kebun jeruk milik saya. Bisa kok dipakai untuk tempat pemakaman. Karena kasihan jenazah jika tidak segera dimakamkan,” sambungnya.

Terpisah, koordinator Tim Pemakaman TRC BPBD Jember Arif Junaedi mengatakan, terkait penolakan warga tentang pemakaman protokol Covid-19 dibenarkan pihaknya.

“Benar warga memang menolak pemakaman dengan protokol Covid-19, tapi juga ada yang menerima karena sesuai dengan keputusan keluarga,” kata Arif.

Terkait penolakan itu, dikarenakan ada oknum warga yang juga sopir ambulans desa yang memprovokasi terkait lubang pemakaman dinilai kurang dalam.

“Tadi ada oknum warga yang memang bicara dengan tidak baik dengan bilang jika lubang makam kurang dalam. Akhirnta warga terprovokasi dan tidak terima dengan pemakaman protokol Covid-19 ini,” jelasnya.

Akhirnya untuk meredam suasana, Muspika setempat saling berkoordinasi agar pemakaman cepat diselesaikan. “Kita masih menunggu hasil koordinasi dari Muspika setempat, untuk proses pemakaman bagaiman kelanjutannya ini,” pungkasnya. (*)

Comment