‘Kerupuk Lecak’: Jajanan Khas Warga Legung, Renyah dan Gurih

SUMENEP, (News Indonesia) -- Tak kalah dari snack atau keripik kekinian. Banyak kerupuk khas 'kampung', yang menarik hati dengan citarasanya yang gurih dan tekstur yang renyah. Salah satunya adalah 'kerupuk lecak'.

SUMENEP, (News Indonesia) — Tak kalah dari snack atau keripik kekinian. Banyak kerupuk khas ‘kampung’, yang menarik hati dengan citarasanya yang gurih dan tekstur yang renyah. Salah satunya adalah ‘kerupuk lecak’.

Hampir di setiap kota hingga daerah tertentu punya jenis kerupuk yang berbeda. Mulai dari bahan, cara pembuatan, hingga rasanya juga tak ada yang sama. Salah satunya ‘kerupuk Lecak’ yang berasal dari Desa Legung Timur, Kecamatan Batang Batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Kerupuk merupakan camilan sekaligus pelengkap lauk pauk di meja makan bagi kebanyakan masyarakat di Indonesia. Namun kerupuk yang satu ini memiliki kelebihan multisaji, artinya bisa dijadikan pelengkap sarapan, dibuat rujakan, atau bisa untuk cemilan pada saat bersantai.

Mungkin di daerah lain akan terasa sangat aneh jika melihat bentuk dan jajanan yang satu ini, karena ditengah apitan kedua kerupuk poli ada tepung goreng setengah matang yang mirip dengan castol. Di dalam tepung tersebut juga dilengkapi dengan mie krispi dan abon ikan sehingga menambah sensasi lemak.

“Kerupuk Lecak disini dicampur dengan bumbu rujak atau bisa juga kuah pindang yang di taburi tumbukan cabe,” kata Hikmah saat diwawancarai media ini di warungnya. Minggu, (26/04/20) malam.

Untuk menambah selera rasa yang tinggi jajanan ini sengaja ditambah kuah pindang yang dicampuri tumbukan cabe goreng. Atau bisa juga dicampur dengan bumbu rujak yang yang tidak terlalu kental, sehingga cukup menggiurkan bila diseduh.

Disantap saat siang hari bersama teman dan keluarga, pastinya bikin suasana semakin akrab.
Hanya dengan 500 Rupiah saja kita sudah bisa menikmati camilan murah meriah yang super pedas, enak dan tidak ribet ini.

“Harganya cuma 500 Rupiah per biji, sangat murah bila dibandingkan jajanan kota,” imbuhnya penuh syukur.

Dengan harga yang cukup rendah untuk saat ini, Hikmah tetap merasa bersyukur karena dia merasa tidak rugi untuk harga penjualannya. Tetapi justru membuahkan hasil yang banyak, karena laris manis.

Sejauh itu dia juga tidak mau meningkatkan harga kerupuk nya. Dengan patokan gopek dirinya sudah merasa puas dan bahkan yang diharapkan hanya keberkahan serta kenyamanan pelanggan.

“Yang terpenting banyak peminat mbak, hitung-hitung bekerja sambil beramal,” tandasnya. [kid/ifa]

Comment