PAMEKASAN, (News Indonesia) – Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang dibiarkan berjualan di bahu jalan, kios yang tidak difungsikan dan angkutan umum yang parkir sembarangan menjadi penyebab utama semrawutnya pasar Palengaan.
Keberadaan pasar tradisional yang berlokasi di Desa Palengaan Laok, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, ini dikeluhkan sejumlah warga dan para pengendara.
Mulyadi salah satu warga Palengaan menilai semrawutnya pasar rakyat tersebut karena tidak adanya penataan dari pengelola pasar.
“Ini macetnya memang dari dulu. Tapi dibiarkan begitu terus,” tuturnya kepada media ini, Jumat (19/1/2018).
Pasar yang buka setiap hari Senin dan Jum’at ini seolah tidak ada kepedulian dari pengelola dan Pemerintah setempat untuk dilakukan penataan ulang.
Padahal, Lanjut pemuda setempat itu, jika dilakukan penataan, akan membuat nyaman seluruh warga, baik mereka yang berjualan, yang hendak berbelanja, hingga para pengendara yang melintas di jalan tersebut.
“Coba kios yang ada itu difungsikan, pasti kemacetan akan teratasi, ditambah juga tidak ada penertiban, para sopir taksi parkir sembarangan, PKL bebas berjualan di bahu jalan, tidak heran jika pasar ini macet,” sambungnya.
Baca Juga: Datangi Kantor Kecamatan Palengaan. Ini Permintaan Mahasiswa Dan Pemuda Palengaan
Ia pun menuding, selain karena penataan pasar yang tidak baik,
kerja sama dan sinergitas semua pihak turun menambah rentetan panjang kesemrawutan pasar.
“Ini mungkin karena kurangnya sinergitas antara Kades, Camat Palengaan dan aparat penegak hukum setempat,” imbuhnya.
Moh Saed selaku Kepada Desa (Kades) Palengaan Laok mengakui kemacetan itu sering dikeluhkan warga. “Akibat dari kemacetan yang panjang setiap pasaran. Desa menjadi korban utama,” tuturnya.
Camat Palengaan Achmad Sukrisno dikonfirmasi terpisah menjelaskan, kemacetan yang terjadi di pasar karana tidak di fungsikannya terminal. Menurutnya terminal yang ada ditempati para PKL.
“Macetnya pasar di sebabkan mobil yang parkir di pinggir jalan dan terminal yang tidak difungsikan,” jelasnya usai mengecek pasar.
Bahkan, pihaknya mengaku sejumlah kios yang tidak ditempati ada pemiliknya, setiap bulan rutin membayar retribusi. “Kios itu semuanya ada pemiliknya dan bayar retribusi. tapi tidak di tempati,” tambahnya.
Untuk itu, dalam waktu dekat pihaknya berjanji akan meminta semua pihak serius dalam menanganinya. Kerjasama dari pemangamanan pun perlu ditingkatkan. “Parkir di depan terminal harus dipindah dengan kerja keras pengamanan arus lalu lintas,” tutupnya. (Yadi/Ndah)
Comment