BANYUWANGI, (News Indonesia) – Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia memberikan kado istimewa pada Hari Jadi Banyuwangi yang ke-246 dengan mempersembahkan pertunjukan Wayang Ajen.
Hal ini sebagai apresiasi atas piawainya kabupaten berjuluk Sunrise of Java yang telah berhasil mengemas beragam seni dan budaya dalam balutan Banyuwangi Festival (B-Fest).
Wayang Ajen merupakan pagelaran wayang kayu dengan kesenian khas Banyuwangi dengan iringan musik modern yang rancak. Wayang yang dimainkan Ki Dalang Wawan Ajen dengan lakon ‘Palagan Dialengka“ digelar di Taman Blambangan, Sabtu malam (16/12/2017).
Pegelarannya sekilas mirip pertunjukan wayang golek. Bedanya wayang golek dimainkan sesuai pekem dan diiringi musik tradisional Jawa Barat, namun Wayang Ajen ini diiringi alat musik tradisional yang dikolaborasikan dengan musik modern, seperti drum dan simbal.
Lakon “Palagan Dialengka” yang mengkisahkan cerita penculikan Dewi Sinta hingga pertolongan Hanoman yang memporak porandakan negeri Alengka ini dimainkan dengan sangat menarik saat dikompilasikan dengan atraksi gerak wayang kayu dan dipadupadankan cukup harmonis dengan tarian khas Banyuwangi dan Sunda. Ditengah-tengahnya juga ada lawakan wayang golek beradu dengan pelawak Using.
Penonton dari berbagai segmen ini benar-benar terhibur menyaksikan pagelaran. Bahkan mereka terlihat antusias dan puas dengan wayang ini. Salah satunya diungkapkan oleh Adelia Hayu P (20) mahasiswa Politeknik.
“Ini sangat menarik. Biasanya, wayang cenderung membosankan, tapi ini tidak. Modern dan lucu, menghibur banget,” kesannya.
Hal selaras juga diungkapkan Wida Ayu Safiroh (19). Gadis berkacamata ini mengaku bukan pecinta wayang, tapi tertarik nonton wayang golek.
“Lawakannya segar, membuat fresh otak,” tuturnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, MY Bramuda mengatakan, Wayang Ajen sengaja dihadiahkan oleh Kemenpar untuk memperlebar segmen pecinta wayang di nusantara khususnya Banyuwangi.
Menurut mereka, kesenian wayang ini bisa menjadi media penyampai pesan yang dahsyat kepada publik. Namun, sayangnya, pesan-pesan wayang itu biasanya hanya bisa diterima pecinta wayang yang umumnya para generasi sepuh. Padahal pesan cerita yang ditampilkan penuh makna dan mengandung filosofi hidup yang mendalam.
“Nah, lewat Wayang Ajen yang mengkolaborasikan atraksi kesenian daerah dengan tekhnologi digital ini, kami ingin menarik anak muda untuk melihatnya. Ada banyak hal yang didapat dari sini,” kata Bramuda.
Saat ini, kata Bram, alur cerita yang disuguhkan masih seputar cerita pewayangan yang pakem, seperti Mahabarata dan Ramayana. Namun seiring perkembangan jaman, cerita Wayang Ajen nantinya akan dibuat cerita lebih modern, menyesuaikan realitas dari segi kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
Jadi, imbuhnya, selama pertunjukan Wayang Ajen tidak semata mempertunjukan wayang, namun disisipkan juga pertunjukan seni tari serta dakwah dalam segmen tertentu.
“Bahkan, Wayang Ajen bisa menggambarkan tokoh-tokoh besar di Indonesia seperti tokoh politik, artis, dan lainnya dalam bentuk sosok wayang kayu,” pungkasnya. (Har/Kie)
Comment