Pertengahan 2020, Pemkab Sumenep Hadirkan Transportasi Udara ‘Water Base’

Rute penerbangan perintis Sumenep menuju pulau Pagerungan, dibuka komersil oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

SUMENEP, (News Indonesia) — Rute penerbangan perintis Sumenep menuju pulau Pagerungan, dibuka oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi menyampaikan komitmennya untuk terus mendorong agar penerbangan yang berada di wilayah kecamatan Sapeken tersebut mampu dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat.

“Selain untuk memfasilitasi akses masyarakat setempat, kita juga akan dorong ke arah pariwisata, karena di sana banyak spot wisata yang bagus untuk dikunjungi para wisatawan,” tuturnya. Kamis (3/10/2019).

Menurut politisi muda PDI Perjuangan ini, untuk membuka akses kunjungan wisatawan, maka instrastruktur perlu diperhitungkan, itulah yang melatarbelakangi lahirnya rute penerbangan jalur udara.

“Untuk membuka dan memperkenalkan daerah, aksesnya kan perlu dibuka, kita buka akses menuju kepulauan lewat jalur udaya, akan mempermudah, bisa lebih cepat. Yang awalnya harus ditempuh perjalanan laut 12 jam, kalau dengan pesawat ATR ini cuma memakan waktu 55 menit,” tegasnya.

Rencana awal, kata Fauzi, penerbangan dari Sumenep ke Pagerungan yang menggunakan pesawat ATR milik Susi Air berkapasitas 12 penumpang, pulang dan pergi hanya dibuka sekali dalam sepekan.

Namun, atas antusiasme masyarakat setempat yang cukup tinggi, saat ini pemerintah tengah mempertimbangkan untuk membuka dua kali dalam sepekan.

“Masyarakat sangat senang, karena saat ada kebutuhan mendesak, urgen, mereka naik pesawat. Mereka berharap kalau bisa seminggu 2 kali, kita lagi pertimbangkan itu,” imbuhnya.

Bahkan, selain membuka akses penerbangan Sumenep – Pagerungan, saat ini pihaknya juga tengah melakukan kajian untuk rute melayani penerbangan Sumenep menuju Kangean, dengan landing di perairan atau water base.

“Untuk yang rute ke Kangean, saat ini sudah dalam kajian, agar pesawat tidak harus landing di darat, namun bisa landing di perairan atau water base, untuk jangka pendek, ini terobosan pemerintah daerah, Insya Allah pertengahan tahun depan sudah beroperasi,” terangnya.

Hal itu dilakukan, semata untuk memberikan pelayanan yang merata untuk seluruh masyarakat ujung timur pulau Madura, tanpa membedakan antara yang ada di daratan maupun kepulauan.

“Kita akan berikan perhatian yang sama, termasuk untuk mereka yang di kepulauan, makanya kita lahirkan terobosan transportasi udara,” tukas suami Nia Kurnia ini. [jie/faid]

Comment