Keren, Ikan Lele di WMS Disulap Jadi Olahan Dawet dan Pentol

Ikan lele dikemas dalam bentuk olahan seperti dawet lele dan pentol lele yang mulai digeluti sejak 16 September 2019 lalu. (Musdalifah for newsindonesia.co.id)

SUMENEP, (News Indonesia) — Berdirinya produksi ikan lele yang dikelola oleh Wirausaha Muda Sumenep (WMS) masih berlangsung selama satu bulan, namun hasilnya cukup menjanjikan.

Berawal dari pelatihan budi daya lele selama 10 hari di rumah produksi WMS, pada akhir bulan agustus kemarin, para pemuda ini mulai mengembangkan ilmunya untuk berlanjut ke dunia bisnis.

Selama 10 hari dibentuk program pelatihan sebanyak 30 peserta, dan 15 hari setelahnya mulai merintis usaha ikan lele dengan jumlah team yang aktif berkisar 15 orang.

“Selama 10 hari dibentuk semacam pelatihan sebanyak 30 peserta, dan 15 harinya lanjut pada usaha bisnis dengan 15 team yang masih aktif,” kata Waris, ketua team produksi saat ditemui media ini, Senin (23/09/2019).

Dari ke 15 team tersebut dibagi menjadi dua bidang yakni team marketing, dan team pengolahan. Dan dua kelompok tersebut menjalankan sesuai tugas dan fungsinya masing masing.

Selain itu, Waris mengungkapkan terkait dua segmen yang dilakukan dalam membudi dayakan ikan lele.
“Kami melakukan dua segmen pembenihan dan segmen pembesaran,” sebutnya.

Segmen pembenihan sendiri, bertujuan untuk menghasilkan benih ikan lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan lele siap konsumsi.

Benih ikan lele tersebut didapat langsung dari petani lele dengan ukuran 7 cm, serta mengmbil ukuran yang besar 12 cm, tujuannya agar lebih mudah menfillet sehingga lebih tahan lama.

“Pengambilan benih ikan lele yang kecil berukuran 7cm itu untuk dibudidayakan, sedangkan yang berukuran besar sekitar 12 cm agar mudah difillet untuk bahan olahan,” imbuh Sekretaris produksi lele, Cak Saleh.

Ikan lele yang terjual juga dikemas dalam bentuk olahan seperti dawet lele dan pentol lele yang mulai digeluti sejak 16 September 2019 lalu.

Tahap pemasaran dilakukan dalam bentuk kerja sama dengan UMKM, jasa titipan ke warung lalapan, penjualan langsung di stand atau cabang, serta mempublikasikan melalui media sosial.

“Sementara untuk penghasilan dari usaha lele tersebut mencapai 150 sampai 200 ribu rupiah perhari, dengan jumlah total 6 juta perbulan,” terangnya.

Untuk itu, ia berharap agar semua anggota aktif dan semakin solid dalam membudidayakan lele, sehingga bisnis tersebut semakin lancar dan sukses.

“Kuncinya harus solid, sehingga usaha ini dapat berkembang secara pesat,” tukasnya. [ifa/faid]

Comment