SUMENEP, (News Indonesia) — Beras merk ‘Ikan Lele Super’ pada Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mulai terkuak fakta baru.
Pasalnya, bantuan dari Pemerintah untuk warga miskin yang kini berubah menjadi program sembako tersebut, khusus wilayah Kecamatan Giligenting sudah terdistribusi sejak Januari 2020 lalu.
Sementara, menurut keterangan dari pihak Kepolisian baru akan didistribusikan pada Maret ini. Sontak, kabar itu menyisakan tanya di tengah masyarakat yang tercatat sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
“Jika Polisi berhasil menggagalkan upaya penyelundupan beras oplosan, seharusnya beras sejumlah 10 ton itu belum sampai ke tangan KPM, anehnya beras merk ‘Ikan Lele Super’ dimaksud sudah tiga bulan terdistribusi,” kata Sahrul Gunawan (44) warga Desa Banbaru, Pulau Giliraja. Minggu (8/3/2020).
Tak cukup sampai di situ, suami Holistini (37) ini juga merasa waswas, karena beras yang dia terima bermerk sama dengan beras oplosan yang hendak didistribusikan ke Kecamatan Giligenting dari Gudang UD Yudatama Art yang diduga berada di bawah naungan Affan Grup, di Jalan merpati 3A Desa Pamolokan, Kecamatan Kota Sumenep, Rabu (26/2/2020) lalu.
“Kami waswas untuk mengkonsumsi beras ini, karena kabar penggerebekan gudang beras oplosan oleh Polisi telah sampai ke telinga warga pulau sini,” imbuhnya.
Sahrul berharap, pihak Kepolisian segera mengklarifikasi terkait hasil uji lab mengenai keamanan beras merk ‘Ikan Lele Super’ itu.
“Jujur, saya masih melarang istri untuk menanak beras itu, bahkan sampai hari ini, sementara untuk kebutuhan sembako sehari-hari kami cukupi dengan membeli di warung tetangga, semoga segera ada kepastian,” sebutnya.
Tidak hanya itu, penemuan serupa juga disampaikan KPM lain di Desa Jate, saat ditemui bersama dua anaknya, ibu yang enggan menyebutkan namanya ini, juga menyatakan khawatir akan keamanan beras yang telah didapatkan dari bantuan Pemerintah itu.
“Kabar beras oplosan itu sudah tersebar mas, masyarakat sini sudah pada tahu semua, makanya kita masih waswas, kalau bisa ganti merk ke beras lain lah,” ungkapnya.
Baca Juga: Edarkan Beras Oplosan, Gudang Yudatama Art Sumenep Digerebek Polisi
Penjelasan Agen, Beras Terdistribusi Selama Tiga Bulan
Salah satu agen atau e-warung di Desa Banbaru mengakui, jika selama dua bulan terakhir memang beras merk ‘Ikan Lele Super’ sudah terdistribusi. Bahkan, kata dia, bulan Maret ini sudah dalam proses pendistribusian. Senin (9/3/2020).
“Sekitar 150 KPM telah menerima beras merk ‘Ikan Lele Super’ ini, mulai dari Januari-Februari, bahkan sampai bulan Maret ini, sudah dalam proses pengiriman,” kata Ifrayim (38).
Lebih lanjut pemilik e-warung bernama ‘Iril Jaya’ ini menceritakan, untuk di Desa Banbaru sendiri, terdapat dua e-warung yang melayani KPM, selain miliknya satu agen lain disebutkan milik Hj. Nur Aida yaitu e-warung ‘Nabila’.
“E-warung saya melayani 150-an KPM, sementara e-warung Nabila sekitar 100-an, rata-rata KPM puas dengan beras yang diterimanya, kita satu jalur ngambil beras ke suplier Koperasi Toko Sahabat Makmur Bersama, yang berlokasi di jalan Kamboja, No 11, Pajagalan Sumenep,” sebutnya.
Kata Ifrayim, Rerata e-warung memang mendatangkan beras dari suplier yang sama, khususnya di tiga Desa di Pulau Giliraja.
“E-warung ‘Makmur Jaya’ desa Banmaling itu 240-an KPM, untuk agen ‘Dua Saudara’ di desa Jate, penerimanya berjumlah 225, tiga desa ini, ngambil ke suplier yang sama,” imbuhnya.
Penjelasan Manager Toko Sahabat Makmur
Terpisah, manager toko Sahabat Makmur, Decky Purwanto saat dihubungi oleh media ini menyatakan, untuk di Kecamatan Giligenting sendiri rerata dari agen memang meminta beras merk ‘Ikan Lele Super’.
“Untuk yang di pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting permintaannya adalah beras merk ‘Ikan Lele Super’ memang. Sebenarnya merk apapun kita siap, tergantung permintaan lah,” terangnya, Kamis (12/3/2020).
Namun demikian kata pria yang akrab disapa Decky ini, kebutuhan merk beras dari masing-masing agen (e-warung) berbeda-beda, sehingga pihaknya mengambil langkah dengan mendatangkan berbagai merk beras kualitas premium dari luar Kota.
“Setiap e-warung kebutuhan berasnya berbeda, tergantung permintaan. Maklum lah saat ini kan sistemnya pasar bebas,” imbuhnya.
Untuk merk Ikan Lele Super kata Decky, didatangkan dari Bojonegoro, sementara merk ‘Ikan Paus’ dari Lamongan, dan merk ‘Ikan Leopard’ dia ambil dari Malang.
“Kami tidak main lokal mas, kami datangkan langsung dari gudangnya, dan perlu kami tegaskan bahwa tidak ada hubungan dengan gudang beras yang digerebek polisi beberapa waktu lalu itu,” tegasnya.
Polres Siap Terjunkan Tim Investigasi ke Giligenting
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Sumenep, AKBP Deddy Supriadi melalui Kasubbag Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti saat ditemui di kantornya menyatakan, untuk penanganan kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada gudang UD Yudatama Art sudah dalam proses pemeriksaan saksi ahli.
“Kita saat ini sedang dalam proses pemeriksaan saksi ahli, termasuk juga kita masih menunggu hasil laboratorium, mudah mudahan dalam waktu dekat sudah keluar semua untuk segera dilakukan gelar perkara,” bebernya. Kamis, (12/3/2020).
Disinggung soal beredarnya beras merk ‘Ikan Lele Super’ telah terdistribusi sejak awal bulan pada tahun 2020, mantan Kapolsek Sumenep Kota ini mengaku akan segera menerjunkan tim ahli untuk melakukan investigasi.
“Soal informasi beras merk itu sudah terdistribusi di Giligenting, nanti kita akan cek kebenarannya, kita akan koordinasikan dengan Satreskrim dan Polsek setempat. Intinya, jangan main-main dengan bantuan untuk masyarakat miskin, kasihan mereka,” simpulnya. [kid/jie]
Comment